Seringkali kegagalan diartikan sebagai sesuatu yang kita
anggap pahit, kesalahan atau kekalahan yang tak semestinya kita terima atau
apalah artinya bermacan-macam orang mengartikannya yang pasti kegagalan adalah
sebuah peristiwa atau keadaan yang tidak mengenakkan, menyenangkan dan tidak
dikehendaki. Akan tetapi, sebagai manusia kita semua pasti pernah merasakan
kegagalan, mungkin kegagalan setiap orang juga berbeda-beda. Ada yang
menganggap tidak lulus ujian merupakan kegagalan, tidak mendapatkan pujaan hati
bias juga dikatakan kegagalan, tidak lolos dalam test kerja juga dianggap
kegagalan. Banyak macam dan jenis kegagalan tergantung setiap individu
masing-masing yang mengalami dan merasakannya.
Tak ubahnya seperti dua mata sisi uang logam yang tak bisa
dipisahkan, ada positif ada negatif, ada baik ada buruk, ada keras ada lembut,
ada terang ada gelap, ada sehat ada sakit, begitu pula dengan kegagalan.
Dibalik kegagalan pasti ada yang namanya kesuksesan. Hal-hal tersebut merupakan
suatu yang lazim dalam kehidupan yang harus kita jalani, mau tidak mau kita
harus merasakan dan menjalaninya. Tapi akankah kita menjalani dua sisi yang
saling bertentangan dengan seperti apa adanya? Akankah hidup kita ditentukan
oleh satu kata yaitu “takdir”?
Marilah kita sedikit berfikir tentang kehidupan ini,
diri kita, apa saja yang ada pada diri kita, dan apa tujuan kita hidup di dunia
ini. Jika kita mau berfikir -semoga Allah SWT memberi rahmat kepada kita agar mampu
berfikir dengan bijak hingga akhir hayat- ada sebuah nikmat dari berjuta
nikmatNya yang sangat penting sekali buat kita. Ya, nikmat itu adalah nikmat
akal, dengan akal kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi
kita. Dengan akal juga kita mampu menentukan hidup kita untuk meraih tempat
yang terbaik di sisiNya. Karena itulah Allah SWT tidak pernah sedikitpun mendzholimi
hamba-hamba Nya.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ra’d : 11
“Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
Sekali lagi jika kita mau dengan bijak menggunakan
pikiran kita, kita pasti mampu memberikan yang terbaik bagi hidup kita. Kembali
lagi pada yang namanya kegagalan, setiap orang tentu tidak mau gagal tetapi hal
tersebut tidak mampu kita lepaskan dari hidup kita. Sebagai manusia yang
menjadi mahkluk paling sempurna yang juga telah dilengkapi dengan akal pasti
mampu menyikapi dengan bijaksana akan arti sebuah kegagalan. Memang yang
menjadi masalah bukan pada jenis masalahnya tetapi bagaimana cara kita
menyikapi masalahnya (kegagalan) seperti yang disampaikan oleh AA Gym.
Untuk itu diperlukan adanya kiat-kiat khusus untuk
menyikapi kegagalan, berikut ini ada beberapa tips untuk menyikapi kegagalan
dan semoga ulasan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
untuk penulis sendiri. Adapun kiat-kiat tersebut adalah :
1. Ubah pola pikir
Tak jauh beda seperti ulasan di atas, ada segi positif ada juga segi
negative begitu pula pola pikir kita dalam menghadapi kegagalan. Jadikanlah
kegagalan sebagai hal yang positif bagi kita, kegagalan jangan diartikan
sebagai kiamat buat kita tetapi sebagai motivator dan cambuk buat kita untuk
lebih maju. Apakah bisa, kita dikatakan sukses jika sebelumnya tidak pernah mengalami
kegagalan….?!
Banyak kisah tokoh-tokoh terkenal yang bisa kita jadikan pelajaran.
Katakanlah Rasulullah SAW, beliau memang pernah gagal pada awal-awal dalam
mengajarkan Islam pada penduduk Mekkah. Hal itu pun tidak terlepas dari cobaan,
ujian, dan kepahitan hidup yang beliau alami. Bayangkan saja Rasulullah SAW
yang sudah pasti dijamin oleh Allah SWT masuk surga tidak terlepas dari kegagalan
dan cobaan?! Lalu bagaimana dengan kita yang mungkin masuk surga mungkin juga
masuk neraka?! (Semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus, Amien).
Contoh juga, kisah petinju legendaris Muhammad Ali, di puncak
kejayaannya dia berhasil dikalahkan oleh George Foreman. Saat itu tulang rahang
dan rusuknya patah serta wajahnya lebam. Para dokter dan keluarga memintanya
untuk berhenti dari dunia tinju jika tidak nyawanya akan terancam. Muhammad Ali
merasa lingkungan, capaian, dan pandangan orang-orang disekitarnya memberi motivasi untuk menang.
Untuk itu, Muhammad Ali meminta sang pelatih memutar pertandingannya dengan
George Foreman, dengan seksama dia memperhatikan, menganalisis, dan mempelajari
supaya mampu mengalahkan lawannya. Dengan sabar dia menunggu sembuh, setelah
sembuh dia berlatih keras baik fisik maupun pikirannya. Setelah dilakukan
pertandingan ulang, alhasil dia mampu merebut sabuk juara dari George Foreman.
Setelah pertandingan dia berkata: Jangan pernah kesulitan hidup merampas mimpi
indah kalian. Pelajarilah kesulitan itu niscaya ia akan menjadi sahabat terbaik
kalian.
2. Kenali diri kita (introspeksi
diri)
Introspeksi diri merupakan salah satu hal yang penting di
dalam mengatasi kegagalan dan menentukan langkah yang terbaik untuk mencapai
kesuksesan. Dengan introspeksi kita mampu mengenali apa yang menjadi kelemahan
dan kelebihan kita. Kita pasti memiliki kelemahan-kelemahan yang kita rasa bisa
dijadikan alasan kenapa kita selalu gagal, tapi janganlah kita jadikan
kelemahan sebagai penghambat dalam mencapai impian kita. Jadikanlah kelemahan
sebagai sahabat buat kita, dalam artian kenali dan pahami apa-apa yang menjadi
kelemahan lalu tutup dan perbaikilah insha Allah kita akan menjadi seorang
individu yang terbaik khususnya bagi diri kita pribadi.
Sebagai contoh misalnya, seorang yang kutu buku merasa pemalu bila
harus berkomunikasi atau bertatap muka dengan orang lain, akan tetapi dia mampu
mengenali apa-apa yang menjadi kelemahan bagi dirinya tersebut yaitu rasa malu.
Dia mampu mengenali bahwa dia sebagai mahkluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain,
kemudian dia berusaha untuk mengatasi rasa malunya tersebut. Alhasil, dengan
usaha keras dan ijin dari Allah SWT dia mampu menjadi seorang ilmuwan yang
terkenal dalam bidangnya karena disamping dia pandai dan memiliki tingkat
inteligen yang tinggi dia juga mampu mengkomunikasikan atau mempublikasikan
hasil temuan-temuannya.
3. Kemauan dan Tekad yang Kuat
Hal terpenting di dalam meraih impian atau cita-cita kita adalah
kemauan atau tekad yang kuat. Kita tidak akan pernah meninggalkan atau akan
terus terpuruk dalam kegagalan jika kita tidak mau meninggalkannya. Kemauan dan
tekad yang kuatlah yang akan mampu menyingkirkan sebesar apapun rintangan,
halangan dan hambatan yang kita hadapi di dalam meraih impian kita.
Tidakkah kalian ingat tentang kisah Edmud Hillary sang penakluk
Mount Everest yang pertam kali?! Pada 1952, dia mencoba menaklukkan Mount
Everest, tapi apakah hasil yang dia dapat? Ya, benar bukan keberhasilan tapi
luka parah yang dia dapatkan hingga dia dirawat di ICU selam satu bulan.
Setelah keluar dari rumah sakit dia diundang oleh serikat buruh di Inggris
untuk menerima
penghargaan. Pada kesempatan itu dia berpidato sambil mengepal tangan yang
masih terluka dan berkata, “Wahai gunung Everest, untuk pertama kalinya aku
mengaku kalah, tapi tidak lama lagi aku akan mengalahkanmu. Engkau telah mencapai puncak
pertumbuhan, sementara aku masih terus selalu tumbuh setiap saat.” Akhirnya,
pada Mei 1953, dia mampu menaklukkan Everest. Pada saat wawancara dengan media
dia berkata, “ Aku tidak akan meninggalkan impianku, apapun kesulitan yang akan
menghadang. “
Sebagai
manusia kita pasti tak akan pernah luput dari kegagalan untuk itu diperlukan
suatu cara-cara untuk menyikapi kegagalan tersebut. Dari uraian-uraian tersebut
diatas dapat kita simpulkan bahwa jadikanlah sebuah kegagalan sebagai motivasi
atau cambuk untuk kita supaya lebih maju, kemudian dengan segala kelebihan dan
kekurangan pada diri kita, bertawakallah pada Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan
jangan pernah putus asa. Teruslah berjuang dan bersabar. Sesungguhnya Allah SWT
tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-
Taubah :120). Karena Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia. Semoga Allah SWT
senantiasa mencurahkan RahmatNya kepada kita semua. Amien….!!!!!