Friday, October 31, 2014

Peranan Bioteknologi Hasil Perikanan Dalam Menyediakan Pangan Fungsional

www.seaweed.undip.ac.id
Dewasa ini perhatian masyarakat akan kesehatan begitu besar, hal ini mendasari pola konsumsi makanan yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gisinya saja akan tetapi mempunyai peranan yang mampu mengurangi resiko penyakit seperti cardiopathies, obesitas, osteoporosis, cancer, diabetes, allergies and stress (Cencic and Chingwaru. 2010; Shahidi, F. 2009). Pangan yang mempunyai sifat tersebut dikategorikan sebagai pangan fungsional, pangan fungsional dapat dihasilkan dari makanan darat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, sereal dan jamur) serta organisme perairan seperti ikan, karang, makro dan mikro alga. Pesatnya dunia industri seperti sekarang ini telah menjadikan makanan darat terekspose dengan komponen bioaktif yang bersifat merugikan bila dibandingkan dengan makanan yang dihasilkan dari perairan(Freitas, Ana. C., et al. 2012: Rasmussen and Morrisey, 2007). Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa organisme perairan banyak mengandung omega 3, kitin, kitosan, kolagen, karotenoid, protein hidrolisat, taurin dan beberapa senyawa bioaktif yang dapat meningkatkan kesehatan manusia. Ikan maupun hasil samping ikan dan mikroalga mengandung minyak omega 3, kitin dan kitosan yang dapat bersifat sebagai antioksidan dan merangsang sistem imunitas tubuh. Alga, sargassum sebagai sumber dietary fiber yang bagus dan karotenoid sebagai antioksidan yang berperan penting dalam melindungi penyakit neurodegenerative. Mikroalga mempunya senyawa bioaktif, PUFA, karotenoid, klorofil yang dapat meningkatkan profil nutrisi pada makanan yang ditambahkan komponen ini. Ikan maupun hasil samping ikan mengandung kaya protein, senyawa aktif peptida yang dapat mengurangi resiko penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Kandungan senyawa pada hasil perairan tersebut menjadikan eksplorasi hasil perairan sangat menjanjikan. Eksplorasi tersebut membutuhkan pengembangan bioteknologi yang nantinya mampu dalam menyediakan pangan fungsional bagi masyarakat.
Bioteknologi sendiri didefinisikan sebagai “semua aplikasi teknologi yang menggunakan sistem biologis, organisme hidup / kehidupan organisme itu sendiri atau derivat-derivatnya untuk membuat dan atau memodifikasi produk atau proses yang kegunaannya sangat spesifik (www.fao.org/biotech/fao-statement-onbiotechnology/en). Lingkup bioteknologi perikanan diklasifikasikan menjadi dua yaitu 1). Proses bioteknologi itu sendiri seperti bioreaktor, fermentasi, dan bioproses. Contohnya seperti budidaya / cell factories pada organisme makro dan mikro alga, diatom dan cyanobacter dengan sistem open ponds / tanks (raceway ponds, shallow ponds, dan circular ponds), reactors (photobioreactors dan fermenters) untuk menghasilkan karotenoid, polisakarida, dan asam lemak omega 3. Bioproses ikan maupun hasil samping ikan dengan cara hidrolisis enzimatis untuk menghasilkan protein, senyawa biaktif peptida, asam amino, kitin dan kitosan. Serta melalui proses ekstraksi (tradisional, subcritical fluid extraction, dan supercritical fluid extraction) untuk menghasilkan enzim, kitosan, karotenoid, polisakarida, asamlemak omega 3 dan senyawa fenol. 2). Biologi molekuler, yang meliputi DNA extraction dan isolation, metagenoma, cloned in host, sequence based screening yang menghasilkan gene identification dan functional based screening yang menghasilkan enzim atau hasil metabolit lainnya.


Reference
Cencic A., Chingwaru, W. 2010. The Role of Functional Foods, Nutraceuticals and Food Supplements in Intestinal Health. Nutrients. 2 : 611-625.
Freitas, Ana. C., Dina Rodrigues., Teresa A. P. Rocha – Santos., Ana M. P. Gomes., Armando C. Duarte. 2012. Marine Biotechnology Advances Towards Application in New Functional Foods. Biotechnology Advances. 30. 1506 – 1515.
Rassmusen, RS., Morrisey M. 2007. Marine Biotechnology For Production of Food Ingredients. Adv Food Nutr Res. 52. 237-92.

Shahidi, F. 2009. Nutraceuticals and Functional Foods : Whole Versus Processed Foods Trend Food Sci Technol. 20: 376-387.