Friday, June 27, 2014

Sebuah Renungan

KEKELIRUAN TAWAKAL TERHADAP TAKDIR

Ada orang yang beranggapan, bila telah ditakdirkan terjadi maka terjadilah, baik orang itu berdoa maupun tidak berdoa. Kalau diikuti dan ditelaah tanpa ilmu pasti akan melemahkan usahanya dan akan berimbas pada hilangnya fitrah manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, karena manusia dilebihkan oleh 4WI SWT dengan akal, rasa, dan kehendak sehingga manusia memiliki kedudukan lebih tinggi daripada mahkluk lainnya. Ada juga yang berpendapat bahwa hanya dengan doa semua akan terlaksana, mereka menganggap doa merupakan sebuah isyarat dari 4WI SWT atas terlaksannya segala sesuatu. Hal ini seperti awan hitam yang merupakan petunjuk datangnya hujan. Mereka menganggap “Begitulah hukum ketaatan dan pahalanya, kekafiran dan kemaksiatan beserta siksanya. Ini adalah tanda-tanda khusus yang menunjukkan akan terjadinya pahala dan siksa, bukan sebab-sebab terjadinya pahala atau siksa itu sendiri.

Pendapat yang benar adalah, sesuatu ditakdirkan karena adanya suatu sebab, dan salah satu sebab itu adalah DOA. Bila seorang kita membawa sebab tersebut, takdir pasti terjadi. Oleh karena itu, tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa berdoa tidak bermanfaat, karena sudah ditakdirkan demikian maka demikianlah yang terjadi. Padahal, tidak ada sebab, yang lebih bermanfaat daripada doa untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan. Para sahabat Rasulullah SAW adalah golongan umat yang paling mengetahui 4WI maupun Rasul-Nya dan paling mengetahui agama-Nya yang Haq. Oleh karena itu, dibanding golongan lain, merekalah yang paling konsisten berpegang pada perintah berdoa serta memenuhi syarat-syarat dan tata caranya. Umar bin Khatab r.a.memohon pertolongan dengan berdoa ketika melawan musuh-musuhnya. Padahal, dialah yang paling besar jumah pasukannya. Umar berkata “Kalian menang bukan karena jumlah kalian banyak. Kalian menang karena bantuan dari langit.”

Orang yang pandai dalam agamnya menolak takdir dengan takdir, mendorong takdir dengan takdir, dan menghadang takdir dengan takdir. Manusia umumnya lupa untuk menolak takdir dengantakdir. Orang yang dikaruniai kepandaian oleh 4WI dan diilhami petunjuk-NYA akan dapat menolak dan mecegah takdir. Ia dapat mencegah takdir hukuman akhirat dengan taubat, iman dan amal-amal sholeh. Permasalahan yang paling utama adalah bagaimana memelihara takdir itu dengan sebaik-baiknya.